Kamis, 20 November 2008

SELAMAT MEMILIH WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA
Das’ad Latif
Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Unhas

Alhamdulillah, akhirnya saat yang dinanti-nanti oleh warga kota Makassar tiba juga. Saat-saat tersebut tak lain adalah kesempatan untuk memilih walikota dan wakil walikota secara langsung. Kesempatan seperti ini (memilih langsung walikota dan wakil walikota) merupakan pengalaman pertama bagi warga masyarakat kota Makassar.
Oleh karena peristiwa pikada walikota ini adalah pengalaman pertama bagi warga masyarakat kota Makassar maka ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, jangan lewatkan kesempatan berharga tersebut. Mari libatkan diri dalam menulis sejarah perjalanan kota Makassar. Jangan sampai kita menyia-nyiakan kesempatan bersejarah ini dengan tidak melibatkan diri dalam memilih walokota dan wakil walikota Makassar.
Kedua, karena suara satu orang warga masyarakat sangat berarti dalam menentukan perjalanan Kota Makassar di masa-masa yang akan datang, maka seyokyanya masyarakat harus teliti dan cermat dalam mementukan pilihan. Jika salah memilih pemimpin, maka akan berakibat pada buruknya roda pemerintahan lima tahun kedepan. Sebaliknya, jika tepat dan jitu dalam memilih pemimpin maka roda pemerintahan lima tahun kedepan membawa masyarakat kota Makassar semakin membaik. Dengan demikian, maka pilihlah calon yang betul-betul memiliki kriteria pemimpin mempuni. Jangan memilih hanya berdasarkan karena calon tersebut masih keluarga, karib, kerabat, padahal calon tersebut diyakini betul-betul tidak punya kompetensi dibidang perintahan dan kepemimpinan. Terlebih-lebih lagi, jangan memilih calon yang melakukan sogok (money politic) karena selain melanggar hukum pidana, juga karena terlarang dalam agama. Rasulullah saw bahkan menegaskan “ Yang disogok dan yang menyogok sama-sama masuk neraka”.
Berdasar pada dua hal di atas, maka diperlukan rujukan pengetahuan dan resep paten bagi masyarakat dalam menentukan pilihan agar tidak salah memilih dan mentukan pilihannya.
Menentukan kriteria memang merupakan pekerjaan yang tidak gampang karena sangat sulit untuk mencari rujukan konsep dan teori yang bisa diterima dan mewakili aspirasi seluruh kelompok kepentingan. Kadangkala teori yang dijadikan rujukan dalam menentukan kriteria sifatnya sangat konseptual sehingga sulit dilaksanakan di lapangan. Ini tentu dapat dimaklumi karena yang membuat teori adalah manusia biasa yang memiliki banyak keterbatasan.
Jika demikian, maka dalam menentukan kriteria calon pemimpin, sebaiknya kita merujuk kepada konsep yang telah dibuat oleh zat yang tidak memiliki keterbatasan, yaitu Allah, dan Alhamdulillah kriteria itu dapat dijumpai dalam kitab suci Alqur’an.
Alqur’an memberi petunjuk baik secara tersurat maupun tersirat dalam berbagai aspek kehidupan umat manusia, termasuk upaya menjawab pertanyaan yang lagi diributkan oleh masyarakat kota Makassar: “Siapakah yang layak kita pilih untuk memimpin Kota Makassar?”.

Kriteria Calon layak pilih
Dalam celah ayat-ayat Alqur’an ditemukan paling sedikit dua sifat pokok yang harus disandang oleh seseorang yang memikul suatu jabatan yang berkaitan dengan hak-hak masyarakat. Kedua hal tersebut hendaknya diperhatikan dalam menentukan pilihan.
“Sesungguhnya orang yang paling baik engkau tugaskan adalah yang kuat lagi terpercaya.”, demikian penegasan Allah yang diabadikan dalam Alqur’an surah Al Qashash ayat 26. Di ayat lain, Allah juga mengabadikan suatu contoh pengangkatan seorang pejabat negara, sebagai kepala bidang logistik kerajaan Mesir, yaitu Nabi Yusuf, as, yang pengangkatannya juga berdasarkan kedua sifat kuat dan terpercaya tadi. Raja Kerajaan Mesir saat itu memilih Nabi Yusuf, as dengan pertimbangan “Sesungguhnya engkau menurut penilaian kami adalah seorang yang kuat lagi terpercaya (QS. 12:54). Bahkan Allah SWT memilih Jibril sebagai pembawa wahyu-Nya, antara lain karena malaikat ini memiliki sifat kuat lagi terpercaya (QS. 82:19-21).
Dari ayat di atas secara terang-terangan Allah memberikan sifat yang sekaligus menjadi kriteria dalam menentukan siapa orang bisa diangkat menjadi pemimpin. Sifat dan kriteria itu adalah kuat lagi jujur atau terpercaya.

Pertama, harus kuat
Sifat kuat dan jujur di sini memang masih sangat abstrak, tapi dapat menjadi jelas ketika mufassir bersepakat bahwa kriteria orang kuat yang dimaksud adalah kuat secara fisik (sehat jasmani), serta kuat karena didukung oleh mayoritas umat.
Kuat secara fisik setidaknya dapat dilihat dari tinjauan umur. Secara empiris, mereka yang berumur muda akan lebih enerjik jika dibandingkan dengan mereka yang sudah uzur. Andai kota Makassar diibaratkan dengan perjalanan umur seorang manusia, maka Makassar ini sedang berada pada jenjang gadis remaja yang lagi berkemang sehingga membutuhkan seorang pemuda yang enerjik bukan yang loyo, tahan banting bukan yang cepat menyerah, serta gaul tapi tidak kajili-jili. Gaul yang dimaksud disini adalah seseorang yang dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat, bukan gaul dalam arti suka ketempat-tempat hiburan semata.
Selain itu, kuat juga dapat dilihat dari banyaknya dukungan yang diperoleh oleh sang calon. Dukungan mayoritas disini adalah diatas lima puluh prosen dari jumlah pemilih. Dukungan mayoritas tentu sangat dibutuhkan, karena semakin banyak dukungan maka semakin kuatlah pemimpin tersebut kelak dalam menjalankan program kerjanya. Demikian sebaliknya.
Dalam hal ini Negara Jepang telah mencotohkan dengan sangat baik dimana perdana menterinya mengundurkan diri karena tidak mendapat suara mayoritas di parlemen.

Kedua, Jujur
Mayoritas umat akan memberikan dukungan kepada seseorang yang memiliki sifat jujur lagi terpercaya. Masyarakat beriman sangat alergi dengan pemimpin yang memiliki sifat tidak jujur lagi tidak terpercaya. Kadang kala didengar orang berkata “kejujuran itu kan abstrak dan tidak bisa diukur”. Kata ini mungkin ada benarnya, namun setidaknya kejujuran seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain adalah gaya hidupnya. Jika seseorang bergaya hidup mewah dan kemewahan yang dipertontonkan, secara logis tidak sesuai dengan pendapatannya, maka orang tersebut cenderung tidak jujur dalam menjalankan amanah atau jabatan yang didudukinya. Orang tersebut kelak jika jadi pemimpin cenderung memanfaatkan jabatan untuk memperkaya diri dan atau kelompoknya. Kita patut bersyukur karena dari semua calon tidak ada yang masuk dalam daftar tersangka kasus korups.
Selain itu, kejujuran seseorang juga dapat di lihat dari segi kemampuan orang tersebut menjalankan amanah yang diberikan. Amanah itu sendiri menurut Rasulullah yang salah satu artinya adalah kemampuan atau keahlian dalam jabatan yang akan dipangku. “Amanah terabaikan dan kehancuran akan tiba bila jabatan diberikan kepada orang yang tidak mampu”, demikian penegasan Rasulullah.
Mengabaikan amanah satu diantaranya adalah memberikan jabatan kepada orang yang tidak layak memamngku jabatan tersebut. Dan salah satu faktor yang berkorelasi dengan kemampuan dalam memangku jabatan adalah kolabolasi antara sifat kuat dengan jujur.
Tidak mudah memang mendapat orang yang menghimpun kedua sifat tersebut, tetapi jika kita terpaksa harus memilih maka pilihlah orang yang paling sedikit kekurangannya serta dilakukan dengan upaya yang bersungguh-sungguh.
Setiap kita boleh saja bahkan memiliki hak untuk menetapkan pertimbangan dan kriteria seorang yang layak untuk dipilih jadi pemimpin, Tetapi sebelum menetapkan pilihan maka camkanlah baik-baik sabda Rasulullah: “Siapa yang mengangkat seseorang untuk suatu jabatan yang berkaitan dengan masyarakat sedangkan dia mengetahui ada yang lebih tepat, maka sesungguhnya ia telah mengkhianati Allah, Rasul dan kaum Muslim.”
Agar terhindar dari golongan tersebut, maka berhati-hatilah dalam menentukan pilihan. Gunakanlah waktu (hanya kurang lebih lima menit dalam bilik suara) dengan sebaik-baiknya. Jangan ceroboh dan terpengaruh oleh godaan uang. Manfaatkan akal sehat dan iman dalam menentukan pilihan. Lalu Ada baiknya pada hari H kelak, kaum muslim mengamalkan doa yang diajarkan rasulullah dalam memilih pemimpin. “Ya Allah berilah kami pemimpin yang hanya takut kepada-Mu dan mencintai kami”. Lalu cobloslah pemimpin pilihan anda, dengan tetap meyakini bahwa semua pilihan akan dipertanggungjawabkan di dunia dan di akhirat. Wallahu A’lam.

1 komentar:

nice mengatakan...

sangat indah gramatical yang anda ucapkan............tetapi sayang terjadi distrosi pada diri anda.....sangat disyangkan masyarakat makasar tertipu dengan anda...figur seorang uztad hanya kedok anda. coba anda renungkan ap yang telah anda lakukan selama ini. ingat allah maha tau.